Sabtu, 18 Juni 2016

Resensi Novel: Aradhea, Romance Indigo



Judul: Aradhea
Penulis: Rudie Chakil
Penerbit: Jentera Pustaka (Mata Pena Group)
Tahun Terbit: 2016
Versi: 1. E-Book
           2. Cetak, tebal 208 halaman

Sinopsis
Aradhea, sebuah novel berlatar belakang kehidupan pemuda indigo, adalah bagian dari  novel ‘Indigo Series’ dari penulis yang sama. Sebelumnya telah terbit sebuah novel berjudul ‘Super Indigo’.  Dan novel Aradhea ini merupakan versi revisinya.

Aradhea berkisah tentang kehidupan percintaan anak muda, yang dibumbui dengan ikut campurnya orang tua dalam masalah perjodohan yang dihubungkan dengan masalah transenden.

Diawali pengenalan sosok Lina Carolina, gadis  yang sempurna dalam kecantikan, mahasiswi Fakultas Sastra Universitas Trishakti. Punya sahabat dari Fakultas Teknik, Fendi, yang berperan besar dalam percintaan Lina dengan Aradhea, seorang pemuda indigo.

Aradhea Dananjaya yang kemudian dipanggil dengan sebutan Ade saja, adalah seorang pemuda pengangguran. Ia hidup dalam lingkungan penuh nuansa ‘kebatinan’. Kakeknya, Mbah Sayyidi, seorang yang diberikan kelebihan bisa melihat masa lalu, masa kini maupun masa depan seseorang. Sebagai seorang anak yatim piatu, Ade tumbuh dalam asuhan kakeknya yang tinggal di kaki bukit Gunung Pranama Jawa Barat. Ia juga punya suatu hal khusus yang membedakannya dengan anak muda lainnya yaitu dapat melihat makhluk halus dan melihat hal-hal yang berada di luar jangkauan pandangannya.

 Perkenalan dengan Lina, bermula dari batu kucing yang diberikan Ade kepada Fendi, dan Lina menginginkannya. Kemudian cerita berlanjut seru, ditambah kehadiran Aida, sahabat Lina, yang pernah jatuh cinta kepada Ade. Tapi karena suatu sebab dan lain hal, hubungan mereka putus. Ade menganggap Aida sudah tak punya hubungan apa-apa lagi, sementara Aida tetap menyimpan rasa cinta yang sangat.

Lina yang terikat pertunangan dengan Wahyu akibat perjodohan, masih patuh pada kehendak orang tuanya. Mereka baru boleh bertemu saat mereka sudah siap untuk menikah. Pertunangan karena hutang budi itu sebenarnya adalah ide dari kakek Wahyu, Mbah Waskita, yang melakukan perjodohan itu karena perintah dari alam sana.

Percintaan Aradhea dan Lina tidaklah disadari pada awalnya. Semuanya menjadi terang setelah Lina merasa, ternyata ia tidaklah mencintai Wahyu yang beberapa kali menunjukkan akhlak buruk di hadapannya. Orangtuanya marah berat, tapi Lina sudah bertekad dan pergi dari rumah, tentu saja menemui Aradhea yang dianggapnya akan dapat membantu memecahkan masalahnya.

Dari pergaulannya dengan Aradhea, Lina jadi tahu bahwa dasar dari cinta itu ada tiga, yaitu pertama penyerahan diri, kedua rela berkorban, ketiga satu jiwa.

Keunggulan Isi Novel

Novel ini sarat dengan kalimat-kalimat indah tentang kehidupan.

Kisahnya mengalir begitu manis, khas anak muda. Bahasanya sederhana, meski kadang dirangkai dalam kalimat-kalimat panjang.

Masalah-masalah mistik mendominasi cerita, menjadikannya berbeda dengan novel-novel lainnya.
Ending cerita membuat pembaca bertanya, sebab ada dendam berlanjut dari seorang perempuan bemata bulat.

Kelemahannya

Pemahaman tentang indigo jadi sedikit ternoda dengan adanya unsur klenik seperti membalas dendam dengan cara-cara mistik. Sedikit banyak ini memberikan penilaian negatif kepada para indigo.

Kesimpulan

Novel ini mengasikkan dan pantas dijadikan bacaan karena banyak diselingi kata-kata bijak.

Dan satu hal yang membuatnya istimewa, novel ini diterbitkan dalam kekinian, sebagai novel elektronik yang irit tempat menyimpannya dan juga lebih murah harganya, di samping terbit secara cetak untuk penggila buku tapi gaptek.

Ngiiiiiing.....

Usahakan untuk membacanya. Dijamin asik.


*Sidoarjo, tengah hari bulan Juni 2016